Bulan dipertengahan tahun 2019, saat itu cuaca masih tak menentu. Yang biasanya di bulan-bulan tersebut masuk dalam musim panas, namun hujan kerap saja turun. Saya masih menjalani rutinitas seperti biasa, menjadi Quality Assurance Lapang di salah satu perusahaan swasta yang bergerak dibidang pembenihan komoditi Jagung. Tugas saya mengecek kondisi tanaman dan cara budidaya jagung benih, dari satu lahan ke lahan yang lain. Dari satu wilayah ke wilayah yang lain.

Salah satu wiyalah yang menjadi tanggung jawab saya untuk di kontrol yaitu Songgon, deretan perkebunan cengkeh, kakao, tebu, dan karet untuk area yang sudah tidak produktif dilakukan penanaman kembali. Dan dilakukan tumpang sari dengan komoditi jagung. Deretan pegunungan dan perkebunan lain diantaranya Jambewangi, Kajarharjo, Kalibaru, dan Sarongan. Wilayah-wilayah tersebut menjadi tempat yang wajib dikunjungi selama satu minggu sekali.

Wilayah yang mayoritas letaknya didataran tinggi, menjadikan saya sudah terbiasa melewati jalan yang menanjak, berbatu dan bercampur lumpur dikala hujan, pastinya licin. Motor yang saat itu saya pakai adalah metic, dikala pertama kali menggunakan motor metic seal shock depan saya sampai bocor dan minyak yang ada didalam shock habis. Akhirnya saya perlu membawa motor yang shocknya sedikit lebih tinggi yaitu motor bebek. Berbeda dengan motor metic, masalah yang muncul adalah tinggi mesin dari tanah terlalu pendek, membuat saya harus jatuh tersungkur ketika mesin motor nyangkut di batang pohon sisa pemotongan.

Langkah terakhir, saya harus ganti motor dengan karakter yang memiliki suspensi yang baik karena akan digunakan di jalan yang kondisinya terjal. Serta posisi mesin yang lebih tinggi daripada motor metic dan bebek, untuk meminimalisir jika mesin nyangkut di batang pohon atau batu. Dari situ saya memilih Honda Win, motor yang identik dengan plat merah tersebut memenuhi kriteria yang saya butuhkan.  
Namun baru satu bulan saya mengendarai motor tersebut, munculah beberapa masalah yang mengganggu. Sebenarnya bukan masalah model motornya ataupun kenyamanan, namun ke arah part-part motor Honda Win yang seharusnya sering diperiksa, ini menurut pengalaman saya. Pun kalau kondisi partnya ditemukan kurang baik, mungkin perlu segera dilakukan penggantian part. Berikut ini beberapa part motor Honda Win saya yang sering bermasalah dan saya lakukan perbaikan atau diganti yang baru:

TANGKI BOCOR

Motor Win saya diproduksi tahun 2003, jadi sekitar 16 tahun motor tersebut digunakan. Seperti halnya motor tua ada part-part motor yang sudah waktunya diganti atau diperbaiki, salah satunya yaitu Tangki Motor. Sejak saya membeli memang tangki motor saya sudah bocor, pertama kali saya pegang boconya tangki hanya ditutup menggunakan sabun mandi batangan. Cara tersebut menurut saya cukup rekomended apabila terjadi kebocoran tangki secara mendadak dalam perjalanan.

Namun apabila digunakan untuk harian, alangkah  baiknya apabila tangki yang bocor tersebut segera diperbaiki. Pada saat itu, saya masih untuk sementara saya mengganti bahan sabun untuk menutup kebocoran tangki menggunakan lem besi. Selain lebih kuat juga cukup lebih estetik karena warna lem besi yang hitam sesuai dengan warna tengki. Sehingga lem tidak begitu kelihatan.

Setelah sekian lama lem besi juga cukup kuat untuk menambal tangki, hanya saja pada waktu itu tangki tersebut saya bawa ke tukang las untuk ditutup kebocoran dengan dilas dan saya lakukan juga pengecatan untuk mengejar tampilan yang lebih bagus. Untuk bagian dalam, saya juga melakukan pelapisan kembali menggunakan epoxy, agar perlindungan tangki dapat dilakukan secara maksimal untuk bagian luar dan dalam. Selain epoxy bahan lain yang dapat digunakan untuk pelapisan tangki bagian dalam biasanya juga menggunakan resin.

KAMPAS REM PECAH

Terjadinya pecah kampas rem itu gara-gara kecerobohan dan pembiaran masalah. Sebenarnya motor win yang saya kendarai untuk rem belakang itu sudah sedikit tidak cakem atau blong. Namun itu saya biarkan, karena pada saat itu rem depan menurut saya masih dalam kondisi baik. Ternyata dari kondisi seperti itu berakibat fatal hingga saya dan istri hampir jatuh. Ternyata kampas rem motor saya pecah, membuat roda belakang saya tidak dapat berputar.

Motor tidak dapat saya gerakan, saya dorong ke depan atau belakang. Cukup lama saya berusaha untuk memuter roda belakang, mungkin sekitar 30 menitan. Tapi hasilnya nihil, roda motor tetap tidak dapat diputar. Hingga teman saya datang untuk membantu, dari situ kami mencoba untuk mencopot jari/tusuk rem. Besi yang menghubungkan rem belakan dengan pedal rem yang biasanya diinjak. Dan roda belakang akhirnya dapat diputar. Namun resikonya saya harus mengendarai motor tanpa menggunakan rem belakang.

OLER KOPLING PUTUS

Untuk pengguna motor yang kategori tua, setidaknya umur tahun produksi sudah mencapai 10 tahun ke atas. Sebaiknya juga sering-sering mengecek bagian oler motor, kopling ataupun rem. Hal tersebut karena bagian oler rentan akan putus, ditambah lagi apabila oler jarang diperiksa dan diberi pelumas. Apalagi jika musim hujan atau sepeda yang sering dicuci, jika oler tidak diberi pelumas pastinya ketika kering pergerakan oler akan seret dan berat saat ditarik. Hal tersebut akan membuat cara kerja oler semakin berat dan mudah putus.

Saya pernah mengalami putus oler kopling saat perjalanan kerja. Saat itu saya jadwal melakukan kontrol tanaman Jagung di daerah Jambewangi, Sempu. Kebetulan saya sering kehujanan saat perjalanan kerja, dan jarang memeriksa oler kopling. Jambewangi merupakan wilayah dataran tinggi, jalan menuju kesana tidak semuanya aspal, bebatuan dan sesekali berlumpur apabila hujan. Ketika berangkat kerja, saya merasa memang ada yang sedikit aneh dengan kopling saya. Yang saya rasakan kopling agak ringan dan ketika ditarik agak mentok dengan handgrip. Namun saya mengabaikan itu karena saya rasa itu tidak akan menjadi masalah yang serius.

Tibalah saat saya mengendarai motor pada jalan yang agak menanjak, terdengar suara “kretek... kretek” bersamaan dengan  saya menarik kopling. Untungnya motor saya sudah sampai atas dan jalan sudah datar, ketika saya periksa ternyata oler kopling saya putus. Ketika itu kondisi cuaca masih gerimis, yang menambah kebingungan. Saya yang tidak paham akan ilmu otomotif pastinya tidak tahu cara memperbaiki oler kopling yang putus, minimal memperbaiki sementara agar motor bisa jalan sampai ketemu benkel. Pada akhirnya saya jalan sambil mendorong motor, dan beruntungnya jalan yang saya lalui sedikit menurun sehingga tidak terlalu susah payah saat mendorong motor. Sampailah di benkel dan oler kopling saya diganti dengan yang baru.

KOIL TERKENA AIR

Ini berkaitan dengan kelistrikan motor, yang berakibat motor mogok apabila part ini terkena air. Ada beberapa part motor yang perlu kita waspadai saat musim penghujan datang, meliputi Spul, Kabel Set, Kiprok, Aki, dan Koil. Pertama kali saya memegang motor Honda Win ada masalah terkait cuaca hujan yang berakibat motor saya mogok. Saya berpikir pasti ini berkaitan dengan kelistrikan motor, karena saya tidak tahu sama sekali maslah motor akhirnya sama bawa ke benkel. Konsultasi sekaligus memperbaiki motor agar tidak mogok ketika hujan.

Motor dibongkar dan dilakukan pemeriksaan dibagian kabel, beberapa kabel yang mengelupas ditutup dengan solasi dan dirapikan lagi penataannya. Kiprok dibulan kemarin juga sudah diganti yang baru, jadi tidak mungkin atau minim sekali mogoknya motor karena kiprok. Pun dengan aki, karena motor saya tidak memakai aki. Lanjut memeriksa Spul motor dan dilakukan penutupan lubang jalur kabel yang ada dipenutup mesin. Tujuannya agar air tidak masuk kedalam dan mengenai spul. Sedangkan untuk bagian Koil menurut benkel masih aman untuk dipakai.

Sepulang dari benkel kondisi motor masih baik dan tidak ada kendala yang saya rasakan. Tibalah saat motor tersebut saya gunakan untuk bekerja, dan ditengah perjalanan saya diguyur hujan. Jalan beberapa kilometer disaat hujan, performa motor mulai menurun. Mesin “mbrebet” dan jalannya motor tersendat-sendat berujung pada motor mogok lagi.

Sembari motor kering lagi, saya memutuskan untuk berteduh. Karena pikir saya pada saat itu motor itu akan nyala lagi secara normal saat dalam kondisi kering. Benar sekali, ketika hujan sudah reda dan motor kering ketika saya nyalakan motor dapat kembali normal. Dan sepulang kerja motor saya bawa ke benkel lagi.

Sampainya di benkel, kami bongkar lagi motor tersebut dan dicari sumber kemogokan itu dari mana. Caranya kami siram dengan air satu per satu bagian motor yang berkaitan dengan kelistrikan, dan ternyata akar permasalahannya ada di Koil. Air hujan menetes melalui tangki motor dan membasahi koil, karena bagian koilnya sudah ada yang retak membuat air meresap kedalam koil dan membuat listrik motor mati. Saat itu juga koil motor saya ganti dengan yang baru, dan motor kembali normal serta anti mogok meskipun hujan sampai sekarang.

KARBURATOR

Berbeda dengan dengan kelistrikan namun sumber masalahnya sama, yaitu air. Kali ini soal pembakaran bahan bakar. Bahan bakar seperti Bensin, Pertalite, atau Pertamax sekalipun akan bermasalah jika tercampur dengan air. Biasanya hal tertsebut akan terjadi didalam tangki, saat hujan ataupun proses mencuci motor.
Jika bahan bakar tercampur dengan air dan masuk kedalam karburator, maka proses pembakaran motor tidak akan lancar. Terkadang mesin akan “mbrebet” dan jika air terlalu banyak juga bisa mogok. Hal ini juga sering terjadi motor Win yang saya kendarai.

Memang kendala ini sulit dicegah karena tangki jelasnya juga ada bagian yang dapat diresapi air serta karburator juga banyak lubang yang dapat digunakan air untuk  meresap. Namun masalah ini juga mudah untuk diatasi, misalnya saat mencuci atau hujan kita lakukan penutupan karbu dengan kantong plastik atau kalau memang terlalu banyak air yang tercampur maka sering-seringlah membersihkan tangki dan mengkuras karburator.

Itu tadi permasalahan-permasalahan yang pernah saya alami selama mengendari motor Honda Win, jadi sebenarnya bukan masalah motornya namun lebih pada si pengguna  dalam merawat dan memperlakukan motornya. Sering-seringlah diperiksa agar tidak ada kendala saat perjalanan. 

Sebelum Setelah