“Jika dahanku kau petik pasti patah, namun kau telah kehilangan sebagian dari hidupmu. Merawat alam dan seisinya sangatlah penting, bahkan salah satu tanda adanya kehidupan adalah adanya pohon yang tumbuh”

***

Sungai Jambewangi memiliki aliran yang tidak begitu deras, air yang jernih, dan batu alam yang tertata secara natural, menjadikan sungai tersebut tempat nongkrong alam yang asik untuk keluarga atau berbanyak orang.

Terdapat di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Banyuwangi, view sungai tersebut sudah seliweran di media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Youtube. Awalnya tempat tersebut hanyalah sungai yang berada di pinggir jalan hutan, digunakan petani hutan sebagai akses ke ladang atau lahan garapannya. Siapa sangka, akibat perkembangan media sosial dan juga semakin masif munculnya para konten kreator, pemandangan Sungai Jambewangi menjadi obyek yang cukup asik untuk dijadikan konten.

Ada juga yang berkemah di pinggiran sungai, biasanya mereka membawa tenda sekaligus membuat api unggun serta bakar ikan. Sedangkan untuk yang tidak berkemah, biasanya sekedar piknik keluarga membawa tikar dan juga bekal untuk dimakan. Pun ada yang bawa baju ganti untuk berenang di sungai.

Cek Lokasi Sungai Jambewangi

Minggu, 04 Februari 2024  kebetulan aku masuk kerja setengah hari karena ada hal yang perlu segera diselesaikan. Sepulang dari kerja aku dan salah satu dari teman kerjaku berencana untuk cek lokasi ke sungai daerah Jambewangi. Rencananya minggu depan, tempat tersebut akan ku gunakan untuk tempat Kopdar Komunitas “Banyuwangi Win Independent”. Oleh karena itu perlu melakukan cek lokasi untuk sekedar mengetahui kondisi jalan dan mencari titik tempat yang digunakan untuk berkumpul dan beraktivitas.

Ternyata yang ikut cek lokasi bukan hanya temen kerja ku, tapi beberapa temen komunitas yang rumahnya dekat dengan area kopdar juga merapat untuk ikut cek lokasi. Ditengah perjalanan kami berhenti disalah satu warung untuk membeli kopi atau mie instan. Cocok sekali memang menikmati kopi di pinggiran sungai sambil mendengarkan gemericik air dan suara gesekan dedaunan pohon.

Banyuwangi saat ini sebenarnya memasuki musim hujan, namun tahun ini hujan seakan enggan turun dan sering PHP.in para petani yang berharap akan turunnya hujan. Mendung yang gelap kadang-kadang juga belum tentu hujan, sehari hujan sangat deras lalu besoknya sampai 5 hari kedepan panas dengan terik. Mungkin ini salah satu efek dari adanya pemanasan global.

Sesampainya dilokasi, kondisi jalan aman tidak terlalu berlumpur dan masih dalam kategori biasa saja untuk motor Honda Win. Arus air di sungai juga stabil dan masih dangkal. Tinggi air yang hanya sampai permukaan velg motor membuat keinginan bermain motor disungai muncul. Akhirnya kami memutuskan untuk ngopi di tengah sungai yang kebetulan ada bebatuan yang kering. Terkait hasil cek lokasi hari ini, aku rasa Kopdar Komunitas Honda Win minggu depan akan aman.

Menikmati Potensi Lokal: Kopi, Sambal, dan Bakar Ayam

Tempat ini memang bukan tempat wisata, tempat ini hanyalah sungai biasa yang memiliki potensi wisata yang bagus. Hanya sekedar itu, sehingga belum dilakukan pembangunan selayaknya tempat wisata pada umumnya. Tapi meskipun demikian, disekitar sungai sangatlah bersih menandakan para pengunjung sadar akan kebersihan lingkungan dan pelestarian alam agar alam yang kita tinggali akan tertap bagus.

Minggu, 11 Februari 2024 Komunitas Banyuwangi Win Independent melakukan kopdar ke Sungai Jambewangi. Titik kumpul kegiatan tersebut di depan Indomaret dekat stasiun Kali Stail – Sempu. Dititik kumpul kami mempersiapkan segala kebutuhan untuk kegiatan ini. Utamnya kebutuhan akan konsumsi, segala kebutuhan konsumsi seperti air, makanan ringan, bumbu bakar, karena rencananya kami akan melakukan kegiatan bakar ikan di pinggiran sungai.

Dimulai dari depan Indomaret Sempu, kami berangkat menuju sungai Jambewangi. Sekitar kurang lebih 30 motor Honda Win berjajar rapi saat berkendara, tidak ngebut-ngebutan karena bagi kami keselamatan yang utama. Dalam benak aku cukup kawatir dengan kondisi jalannya, karena dihari sabtu sore terjadi turun hujan yang cukup deras. Pastinya jalur yang akan kami lalui akan berlumpur.

Untuk menuju lokasi, kita memang perlu melalui jalan yang berbatu / makadam, sesampainya di pinggiran hutan dekat sungai sudah nampak jalanan tanah basah menandakan baru saja turun hujan. Di pinggir-pinggir jalan nampak perkebunan jagung para petani yang tumbuh subur. Serta beberapa tanaman pohon keras yang rimbum, membuat suasana sejuk di pinggiran sungai.

Nampak beberapa gerombolan keluarga telah mengambil posisi, duduk diatas tikar yang telah digelar, sambil menikmati bekal atau makanan yang dibawa dari rumah. Sebagian juga ada yang sedang asik mandi di aliran sungai yang dangkal nan jernih. Sangat sumringah janda tawa mereka, melepas lelah dari penatnya kesibukan di tempat yang sejuk nan asri ini.

Kami pun juga mencari tempat yang cocok untuk beraktivitas, dengan total motor sekitar 30an pastinya membutuhkan tempat yang cukup luas untuk berkumpul. Di area sungai yang lebih hulu, kami menemukan tempat yang cocok. Area yang cukup luas, arus sungai yang tidak begitu keras dengan bebatuan besar lebih dominan, ditambah lagi pepohonan yang lebih rimbun. Kami memilih tempat tersebut untuk berkumpul.

Matras mulai kami gelar, kompor-kompor juga sudah mulai dinyalakan, suasanayang cocok untuk minum kopi. Sedangkan yang lainnya ada yang menyiapkan bumbu sambal, menggoreng tempe, dan ada yang sibuk menata batu untuk tempat pembakaran. Rencananya memang kami akan membakar daging ayam buat lauk makan nanti. Sedangkan untuk nasi, kami sudah dianjurkan untuk membawa secara pribadi dan saat makan nanti kita akan jadikan satu di atas kertas minyak atau daun pisang.

Kebetulan diarea sekitar kami berkumpul banyak pohon pisang yang tumbuh, jadi bisa digunakan untuk alas makan. Suasana  yang sejuk, gemericik air sungai yang menenangkan, angin yang sepoi-sepoi berhembus di balik dedaunan pohon menciptakan suasana yang sangat tentram. Kopi yang telah diseduh kami sruput hangat-hangat menemani obrolan receh kami. Aroma gosong dari asap hasil pembakaran daging sudah seliweran dihidung kami, membuat nafsu makan kami mendadak meningkat.

Daging sudah selesai dibakar, tempe juga sudah matang, sambal juga sudah selesai diulek-ulek, dan nasi sudah tertata diatas daun pisang. Waktunya kita rapatkan barisan dan ambil posisi untuk makan bersama.


Selesai makan, kami melanjutkan kegiatan ngopi sambil ngobrol santai terkait komunitas. Membicarakan bagaimana cara komunitas ini berjalan kedepannya dan beberapa agenda terdekat yang akan dilaksanakan. Pun juga sesekali ngobrol terkait modifikasi motor, karena motor Honda Win tergolong motor yang cukup tua sehingga perlu dilakukan upgrade dibeberapa part motor. Di saat kopdar seperti inilah biasanya kami ngobrol banyak seputar soal motor.

Semua kegiatan kopdar yang sudah direncanakan telah selesai, sebelum kita meninggalkan lokasi sebagai pengunjung yang bertanggung jawab jangan sampai meninggalkan sampah. Untuk sampah yang ukurannya kecil-kecil kami bakar sambil ngobrol tadi. Sedangkan untuk sampah plastik yang ukurannya besar seperti botol air mineral kami bawa keluar dan dibuang ditempat sampah dekat area penduduk.

Untuk menjaga kelestarian alam, memang kita jangan sampai abai akan hal-hal kecil atau kebiasaan membuang sampah sembarangan. Sekecil apapun itu sampahnya, jika itu sampah plastik atau sampah yang tidak dapat terurai maka jangan buang sampah itu sembarangan.

Tetap jadi pengunjung yang bertanggung jawab lurrr....................

Sebelum Setelah